Kondisi dunia hacker di Indonesia saat ini dipertanyakan
Saturday, November 23, 2013
Edit
Dalam
serangan hacker Indonesia ke situs pemerintahan Australia saat ini,
banyak pihak mencoba mengakui diri mereka adalah hacker. Namun begitu,
seorang hacker senior ternyata menanyakan kebenaran klaim ini.
Dalam sebuah laman di http://ezine.echo.or.id/,
hacker dengan nama anonymous dan anonymous [[AT]] echo.or.id ini
mencoba menyoroti dunia peretasan di Indonesia saat ini. Menurutnya,
dunia hacking di nusantara sudah berubah drastis dari yang dulu
diketahuinya.
"Dunia
keamanan informasi memang tidak lagi seperti dulu. Tidak ada lagi
hal-hal yang menarik. Tidak ada lagi tantangan. Tidak banyak hacker
konsisten dengan aktivitasnya. Terlalu banyak geng hacking yang tidak
jelas konsep dan tujuannya," tulisnya pada paragraf awal tulisan
tersebut.
Hacker
ini pun melihat bahwa minat para hacker muda untuk terus belajar sudah
mulai menurun. Menurutnya sudah tak ada lagi hacker saat ini yang
tertantang melakukan eksplorasi terhadap ilmunya.
"Atau...
mungkin malah berpikir bahwa hacking itu adalah hal yang mudah yang
dapat dipelajari dengan seminggu kursus dan kemudian akan mendapat gelar
Certified Ethical Hacker?," sambungnya.
Dirinya
pun kemudian menyoroti lesunya sarana komunikasi para hacker Indonesia
saat ini. Menurutnya, hal ini pulalah yang menyebabkan komunitas hacker
Indonesia makin kempis.
"Sekarang,
hampir sebagian komunitas yang menggunakan mailing list maupun web
forum selalu dipenuhi dengan pertanyaan yang sebenarnya dapat dengan
mudah diperoleh jawabannya dengan lima menit googling. Karena tidak
mendapatkan jawaban, sang pemula biasanya akan putus asa dan kemudian
meninggalkan komunitas tersebut. Selain itu, "penghuni lama" komunitas
tersebut juga menjadi bosan meladeni pertanyaan-pertanyaan dari para
pemula, dan akhirnya juga meninggalkan komunitas tersebut," tambahnya.
Namun,
ketika menanyakan apakah hacker underground di Indonesia sudah mati,
dirinya mencoba menampik. Menurutnya, saat ini masih ada hacker seperti
itu namun sudah berubah sifatnya.
"Jika dulu dikenal sebagai underground, maka saat ini lebih dikenal sebagai mainstream."
sumber: merdeka.com
Related Posts