Pesawat Siluman China J-20 Yang Membikin AS Khawatir
Saturday, September 22, 2012
Edit
![]()  | 
| pesawat siluman (stealth) J-20 | 
Tanggal 10 Januari lalu menjadi momen 
yang penting bagi militer China. Walaupun masih dalam tahap uji coba, 
suksesnya uji terbang prototipe pesawat siluman (stealth) J-20 itu 
menjadi bukti dari pencapaian yang signifikan bagi China, khususnya 
industri pertahanannya. Diperkirakan J-20 dibuat berdasarkan rancangan 
pesawat Mikoyan 1.44 Rusia.
![]()  | 
| Rancangan pesawat Mikoyan 1.44 Rusia | 
rancangan Mikoyan 1.44 pertama kali 
ditampilkan kepada publik, akhir 1990-an. Pada akhirnya, program Mikoyan
 1.44 ini ditolak oleh Kementerian Pertahanan Rusia karena kurang 
memiliki teknologi pengelak radar. Proyek pesawat tempur generasi kelima
 Rusia kemudian diserahkan kepada pesaing Mikoyan waktu itu, Sukhoi.
Berita soal uji terbang pesawat 
siluman J-20 oleh China itu menjadi perhatian dunia karena dilangsungkan
 menjelang kunjungan empat hari Menteri Pertahanan Amerika Serikat 
Robert Gates ke China. Dan, menjelang kunjungan Presiden China Hu Jintao
 ke Washington DC, Amerika Serikat.
Militer China bukan lagi militer China
 yang lama, yang mengandalkan jumlah prajurit. China telah berubah 
menjadi salah satu negara industri besar, karena itu dengan sendirinya 
postur militer China pun berubah menjadi militer yang modern.
Pada akhir tahun 2005, China baru saja
 menyelesaikan putaran terakhir pengurangan personel sebanyak 200.000 
orang. Dengan pengurangan tersebut, personel Angkatan Bersenjata China 
berjumlah sekitar 2,3 juta orang. Dengan memasukkan milisi dan pasukan 
cadangan, jumlah total personel Angkatan Bersenjata China mencapai 3,2 
juta. Dan, dalam memodernisasi kemampuan angkatan bersenjatanya, China 
mendapatkan bantuan dari Rusia.
Keberhasilan China mengirimkan orang 
keluar angkasa dengan pesawat ruang angkasa Shenzou 5, dan kembali 
dengan selamat di Bumi, menjadikan China dapat disejajarkan dengan Rusia
 dan Amerika Serikat. Rusia pertama kali menerbangkan Yuri Gagarin 
dengan dengan pesawat Vostok pada 12 April 1961, diikuti Amerika Serikat
 yang menerbangkan John H Glenn Jr dengan pesawat Mercury-Atlas 
Friendship 7 pada 20 Februari 1962. China mengirimkan Yang Liwei ke 
ruang angkasa dengan pesawat Shenzou 5 pada 15 Oktober 2003.
Memang, dibandingkan dengan Rusia dan 
Amerika Serikat, China tertinggal 40 tahun, tetapi dari 195 negara di 
dunia saat ini, China adalah nomor tiga, suatu prestasi yang tidak dapat
 dianggap remeh.
Di masa lalu, di masa Perang Dingin, 
dengan bekerja sama dengan Rusia (dulu Uni Soviet), China memproduksi 
pesawat tempur MiG. Pada tahun 2006, China yang membeli pesawat tempur 
terbaru dari Rusia, termasuk pesawat multiperan Su-30MKK dan pesawat 
pemukul maritim Su-30MK2, guna melengkapi pesawat tempur Su-27 yang 
sudah lebih dulu ada.
![]()  | 
| Su-30MKK | 
Dan, pada saat itu, China tengah 
memproduksi versi sendiri dari Su-27SK, F-11, di bawah lisensi Rusia. 
Bahkan, diberitakan bahwa tahun sebelumnya, China tengah mengupayakan 
negosiasi ulang kesepakatan untuk memproduksi pesawat multiperan 
Su-27SMK.
Bukan itu saja, pada tahun 2010, China
 juga memproduksi pesawat berbadan lebar Airbus A320 di kawasan industri
 yang baru dikembangkan di Tianjin Binhai. Kawasan industri baru di 
Tianjin Binhai itu akan menjadi pusat industri penerbangan dan 
dirgantara, petrokimia, dan energi alternatif.
Oleh karena itu, tidak mengherankan 
apabila pada akhirnya China dapat membuat pesawat siluman J-20 yang 
diuji terbang pada 10 Januari lalu. Sebagaimana diberitakan, uji terbang
 itu berlangsung sukses. Namun, yang masih harus diuji coba adalah 
seberapa siluman pesawat tersebut, atau seberapa besar kemampuan pesawat
 itu bersembunyi dari deteksi radar.
Disebut-sebut bahwa pesawat siluman 
J-20 ini akan mulai dioperasikan oleh Angkatan Udara China paling cepat 
pada tahun 2017. Pesawat itu disebut mampu mencapai kawasan Guam milik 
AS di tengah Samudra Pasifik dan akan dipersenjatai dengan rudal-rudal 
berkemampuan tinggi.
Chengdu J-20, pesawat jet stealth
 pertama Cina. Dengan panjang 23 meter, pesawat yang dijuluki elang 
hitam itu jauh lebih besar dan berat dibandingkan dengan pesawat 
sejenisnya, semisal F-22 Raptor milik Amerika Serikat dan Sukhoi T-50 
dari Rusia. Pesawat ini adalah adalah perpaduan antara teknologi mesin 
Rusia dan desain bodi pesawat mirip F-22 yang dapat menghindari deteksi 
radar.
![]()  | 
| J-20 (china) vs F-22 Raptor (AS) | 
Pesawat bermesin kembar dengan satu 
awak itu memiliki rentang sayap sekitar 14 meter, dan diperkirakan 
memiliki berat 34-36 ribu kilogram ketika lepas landas. Para analis 
militer memperkirakan pesawat prototipe itu menggunakan mesin Saturn 
117S buatan Rusia. Namun Cina mengklaim dua mesin turbofan berdaya dorong 13.200 kilogram/WS-10 yang dilengkapi dengan nozzle thrust vector controlled (TVC) ini sepenuhnya buatan dalam negeri.
Dari foto-foto yang diambil di sekitar
 Chengdu Aircraft Design Institute di Provinsi Sichuan, sebelah barat 
Cina, tempat pesawat itu dikembangkan, diperlihatkan bahwa J-20 
mempunyai bodi yang panjang dan lebar dengan sayap utama berbentuk 
delta, canard, kanopi berbentuk gelembung, dan saluran pembuangan mesin  konvensional berbentuk melingkar. Dalam tes runway, bagian depan pesawat itu berujung tajam seperti F-22 Raptor, namun badan dan ekornya mirip prototipe Sukhoi T-50.
Matthew Buckley, pilot jet tempur 
Angkatan Laut Amerika, yakin J-20 memiliki kemampuan siluman yang hebat 
bila dilihat dari bentuk luar pesawat yang berlekuk-lekuk, 
mengindikasikan teknologi stealth di dalamnya. Pesawat itu juga
 tak banyak dilengkapi dengan komponen eksternal, seperti tangki bahan 
bakar dan misil. “Pesawat itu dirancang untuk mengurangi tanda-tanda 
yang dapat terbaca radar,” ujarnya. “Pesawat itu mempunyai teknologi stealth
 yang hebat. F-18 yang saya pakai terlihat seperti truk besar dalam 
radar. Pesawat itu ada kemungkinan sama sekali tidak tampak.”
Richard Fisher, senior fellow hubungan militer Asia di International Assessment and Strategy Center, think tank
 keamanan di Washington, menyatakan bahwa pejabat Cina mengaku program 
itu bertujuan menandingi F-22 Raptor. “Pesawat itu memiliki potensi 
besar mengalahkan F-22, dan jauh lebih unggul dibanding F-35,” katanya.
Fisher menyoroti teknologi stealth Chengdu J-20 dan kemampuannya melakukan super-cruise atau terbang dengan kecepatan supersonik tanpa perlu menggunakan afterburner yang menyedot banyak bahan bakar. Dia mengatakan J-20 mempunyai kemampuan supermanuver karena mesin thrust-vectored yang membuatnya bisa membelok tajam.
Sang “elang hitam” dianggap sebagai 
langkah luar biasa Angkatan Udara Cina, yang selama ini masih 
mengandalkan pesawat buatan asing. “Pesawat itu akan segera mengadakan 
penerbangan perdananya dalam waktu dekat,” kata Peter Felstead, editor Jane’s Defence Weekly.
Meski masih beberapa tahun lagi sebelum J-20 dapat beroperasi, 
pesawat itu telah membuat Amerika Serikat merasa was-was bakal 
kehilangan dominasi di kawasan Pasifik. Namun Duta Besar Cina untuk 
Inggris, Liu Xiaoming, menegaskan bahwa negerinya tak berambisi 
menyaingi kekuatan militer Amerika di Pasifik barat. “Kami bukanlah 
rival Amerika,” ujarnya. “Kami percaya Amerika dan Cina dapat bekerja 
sama di kawasan itu.”
sumber : dari berbagai sumber
Kata Kunci Pencarian:
pesawat siluman rusia,kekuatan militer china 2012,militer china terbaru,pesawat tempur china 2012,rusia vs amerika,kekuatan militer rusia vs amerika,militer china 2012,pesawat tempur china,perang china vs amerika,kekuatan militer cinaRelated Posts






