-->

Mana Yang Lebih Layak Untuk Dibenci? Komunisme Atau Kapitalisme?

 
Jujur, sebenarnya untuk beberapa saat ini saya sudah sudah kehabisan ide untuk menulis, namun sebuah surat cinta telah menggugah saya untuk mengenang kembali semua tema revolusi dan konteks kekirian yang selama ini terpendam dan belum kunjung mendapat jawaban pasti. Saya coba coba membuka kembali postingan Mas Agorsiloku di sini dan di sini. Setidaknya argumen saya tidak salah pada saat itu. Sebelumnya,haraf di catat baik baik. Untuk selanjutnya saya akan lebih banyak menyuguhkan opini atau gosip, ketimbang fakta. Dan saya mohon bantuan anda semua untuk meluruskan atau membeberkan fakta.
Sebelum anda melanjutkan membaca tulisan tulisan di bawah ini, pastikan bahwa anda mampu membaca dengan menggunakan otak dan mampu menanggapi dengan subjektif objektif, bukan membaca dengan hati yang akhirnya jadi emosi. Terima Kasih atas perhatiannya.
Yahudi
Dari sini, saya kembali terkenang sebuah papaparan dari seorang teman, yang kadang bagi saya sendiri tidak masuk akal. Dia pernah bilang bahwasanya “Pemilihan (kampanye) Presiden Amerika itu sebagian besar di biaya’i oleh Yahudi!, jangan haraf yang tidak direstui Yahudi bisa menang, dan selama ini presiden yang beragama Katolik juga ga pernah menang kecuali Presiden …..(Lupa, beneran lupa. Ada yang bisa bantu?)”.
Lantas apa hubungannya? Amerika adalah negara yang punya pengaruh besar dalam kancah politik dunia, mereka itu senang menjajah negara negara lain secara politik dan ideologi. Kalau ditarik lagi ke awal paragraf, maka bisa disimpulkan bahwasanya Amerika melakukan semuanya atas kebijakan pemimpin negaranya, dan pemimpin negaranya adalah presiden, presiden Amerika adalah Yahudi atau yang di dukung penuh oleh Yahudi. Maka, selama ini Amerika melakukannya karena aktor intelektual yang bukan lain bukan tidak adalah Yahudi!
Bang Arif* menuangkan perasaanya kepada Israel (Yahudi), si Haris juga agak nyangkut. Namun saya tetap tidak bisa menghilangkan generalisasi saya bahwasanya semua Yahudi itu adalah jahat, tidak pernah suka terhadap umat Islam, dan selalu berusaha menghancurkan Islam, dengan cara halus maupun kasar. Termasuk dengan mendompleng Amerika untuk menghancurkan Islam!. Islam! Bukan negara Islam, kalau negara Islam, bisa jadi terlalu spesifik dan kecil cakupannya, namun kalau Islamnya yang hancur semua negara Islam akan ikut hancur.
Dalam sebuah buku berjudul Dajjal, yang dikarang oleh…..(lupa lagi). Dengan penjelasan yang berputar putar dan cukup membingungkan saya, ada sedikit tentang Yahudi yang bisa saya ambil, itupun kalau saya tidak salah ingat, kalaupun ingatan saya tepat, semoga persepsi saya tidak salah.
Bahwasanya Yahudi itu selalu ada di belakang Amerika, terlihat dari lambang yang ada di duit dollarnya Amrik, si penulis menggambarkan dan menjelaskan dengan cukup spesifik. Hubungannya dengan Dajjal? Lagi lagi saya lupa (karena bukunya punya teman saya, dan sampai sekarang ga sempat lagi minjam untuk menelaah kembali). Namun yang saya ingin ambil adalah penegasan hubungan Yahudi dengan The Fuckin Bastard Amerika, maksud saya sebagian besar oknum Amerika.
Albert Einstein, keturunan Yahudi dari Jerman yang kabur ke Amrik untuk menghindari Holocaust. Bisa jadi ia memilih Amerika karena disana sudah menanti teman temannya yang bisa menjamin keselamatannya. Bisakah anda bayangkan bagaimana berkuasanya Yahudi di Amrik, dan bagaimana lihainya mereka mengatur strategi penghancuran Islam dengan cara halus maupun kasar kalau terdapat Einstein Enstein lain di sana?
Konon, Turki dan Iran membantu Jerman dalam Perang Dunia II, kenapa? Karena Nazi memusuhi Yahudi! Dan Iran serta Turki sangat membenci Yahudi. Mungkin salah satu bentuk kebencian terhadap Yahudi lainnya adalah penyangkalan Presiden Iran terhadap Holocaust. Anehnya. Jerman sendiri tidak menyangkal Holocaust, apa Yahudi sudah melebarkan sayapnya sampai ke petinggi petinggi negara Uni Eropa?
Komunisme
Seperti yang pernah saya paparkan dalam komentar saya yang ga karuan di blognya Mas Agor
…….Saat Indonesia belum sampai pada 1945, Amerika getol sekali untuk memerdekakan Indonesia agar menjadi blok barat alias mendukung Amerika, tapi setelah merdeka Presiden saat itu (Sukarno), justru berpihak pada non blok, juga banyak menjalin kerjasama dengan Rusia dan China (baca*komunis*). kemudian Amerika mendukung Suharto untyuk mengkudeta Sukarno, termasuk menyusupkan aktor intelektual yang dapat memperburuk citra komunis di Indonesia. Sementara urusan Renville itu, katanya saat Belanda ga mau menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia, maka Amerika yang sok jadi fasilitator untuk perbincangann soal itu, mungkin mereka sudah tau bahwa alam Irian itu kaya, sehingga dengan menggabungkan Irian pada Indonesia, maka mereka akan mudah untuk mengeksplorasi kekayaan alamnya, dan sudah terbukti sukses seperti apa yang selama ini telah dilakukan Freeport……….
Konon (lagi lagi konon, maklum, ga bisa menyuguhkan fakta sejarah), China amatlah ditakuti oleh Amerika, karena negaranya yang luas, karena penduduknya yang besar, dan yang paling utama adalah karena ideologi negaranya sebagai negara Komunis.
Vietnam diperangi karena idelogi negaranya adalah komunis. Kalau Indonesia ikut ikutan jadi komunis, ada kemungkinan se-Asia Tenggara akan menjadi negara merah, bahkan tidak menutup kemungkinan seluruh negara negara di Asia akan menjadi negara merah. Apalagi dengan kekuasaan Uni Sovyet yang wilayahnya luas sangat mendukung untuk mengkomuniskan Asia.
Maka Amerika pun bertindak, komunisme di China sudah tidak tertahankan, tetapi mereka masih punya Indonesia dan Vietnam sebagai next target. Di Vietnam mereka gagal total, sampai sekarang Vietnam tetap komunis, sialnya lagi Vietnam sudah semakin maju daripada Indonesia, makanya mending jadi negara komunis aja.
Namun di Indonesia mereka berhasil, nama komunis hancur total, reputasinya buruk, penganutnya dibantai, bahkan yang bukan komunispun kena disikat. Coupe d’Etat pun jadi alasan penghancuran dan pemberantasan komunisme dan pengikutnya di Indonesia.
Terlalu panjang dan omong kosong kalau saya tuangkan semua argumen saya. Jadi kesimpulannya adalah Amerika menyusupkan aktor intelektual ke Indonesia untuk menghancurkan reputasi komunis di Indonesia, memberi dukungan penuh pada pihak pihak anti komunis untuk menghancurkan komunis baik secara langsung maupun tidak langsung, menghancurkan komunis dari dalam maupun luar.
Sedikit renungan basi “si Jenderal itu sekolahnya cuma sampai setingkat sd, tapi mampu mengomando pasukan untuk menumpas pasukan komunis, dengan strategi perang yang luar biasa, dengan strategi perang yang tidak mungkin terfikirkan oleh Jenderal Jenderal Indonesia saat itu, apa benar semua itu kemampuan dan prestasi si Jenderal? Ataukah atas bantuan fikiran dari aktor intelektual yang disusupkan Amerika?”
Uni Sovyet mungkin terlalu luas wilayahnya, rakyatnya juga terlalu banyak. Sehingga sulit mempertahankan wilayahnya. Dengan wilayahnya yang luas, bukan mustahil aktor aktor intelektual Amrik menyusup, mengompori dan membantu revolusi kemerdekaan di beberapa wilayah. Maka terciptalah negara negara baru pecahan Uni Sovyet.
Komunisme menurut saya lebih baik daripada kapitalisme yang dianut Amerika yang tidak tertutup kemungkinan merupakan bagian dari rencananya Yahudi. Setau saya, ciri cri negara komunis salah satunya adalah dipimpin dengan otoritas penuh dari negara (tangan besi), dan kayanya itu efektif buat negara macam Indonesia ini. Pemimpin yang diperlukan di Indonesia ini bukan sekedar pemimpin yang tegas, tapi keras. Sehingga anak buahnya pada ga berani korupsi.
Sedikit renungan basi lagi “tokoh tokoh yang disebut komunis itu beragama Islam, Tan Malaka dan Haji Misbach contohnya”
Dalam Komunisme agama adalah candu, tapi saya ingin tanya. Apa PKI pernah bilang dan berkoar koar bahwasanya Tuhan itu tidak ada? Apa PKI dan orang orang yang komunis dan berhaluan kiri di Indonesia pernah mendoktrinkan bahwasanya manusia hidup tidak karena kekuasaan dan kehendak Tuhan? Setau saya dan sependek pengetahuan saya, yang mereka tekankan adalah konsep negaranya, bukan konsep ketuhanan nya. “Agama adalah candu” itu kalau tidak salah adalah kata katanya Karl Marx, bukan kata katanya DN Aidit.
“Ideologi komunisme di musuhi Amerika dengan ideologi kapitalismenya, Amerika di setir oleh aktor intelektual dibalik layar. Sekarang, ideologi mana yang harus saya benci?”
Sebagian orang mungkin akan bertanya tanya, mana spirit Muslim yang katanya cinta damai? Kenapa justru begitu bernafsu ingin membantai Yahudi? Kenapa menebar kebencian kepada Yahudi? Katanya cinta damai?
Saya ingin menjawab dengan opini saya sendiri, tanpa bermaksud menyalahkan atau menjelek jelekkan pihak manapun. Bahwasanya Muslim itu seperti lebah yang salah satu filosofinya adalah “Musuh JANGAN DICARI, ketemu JANGAN LARI”, dalam hal ini saya tidak mencari musuh, ataupun pembenaran untuk membantai Yahudi, namun Yahudi lah yang duluan ingin memnghancurkan Islam, Yahudi yang menebar permusuhan. Wajar kalau saya perlu untuk menyerang balik, bukan menyerang DULUAN. Kalau memang argumen saya salah, semoga yang Maha Benar mengampuni saya atas kesalahan saya

0 Response to "Mana Yang Lebih Layak Untuk Dibenci? Komunisme Atau Kapitalisme? "

Post a Comment